Kamis, 19 Maret 2015

TANYA JAWAB TERKAIT VERVAL NRG DI PADAMU NEGERI 2015


1. Bagaimana tata kelola NRG selama ini?

Sesuai Peraturan Pemerintah no. 74 tahun 2008 pasal 10 ayat 4 bahwa Sertifikat Pendidik sah berlaku untuk melaksanakan tugas sebagai Guru setelah mendapat Nomor Registrasi Guru (NRG). NRG dikelola dan diterbitkan oleh Pusat Pengembangan Profesi Pendidik (Pusbangprodik) BPSDMPK PMP Kemdikbud sejak tahun 2007 sampai saat ini. Sehingga bila ada NRG yang tidak sesuai dengan arsip database NRG dari Pusbangprodik maka dinyatakan tidak valid. 


2. Apa tujuan dari VerVal NRG di Padamu Negeri?

Ada 2 (dua) tujuan dari VerVal NRG, yaitu: 

Pertama, untuk memverifikasi dan memvalidasi ulang bagi setiap Guru yang telah memiliki Sertifikasi Pendidik dan NRG yang diterbitkan oleh Pusbangprodik BPSDMPK PMP Kemdikbud sejak 2007 s/d 2014 agar lebih tertib, terjamin validitas/keabsahannya dan terpantau rekam jejak pemilik NRG tersebut.

Kedua, Untuk menerbitkan NRG baru bagi pemilik Sertifikasi Pendidik namun belum memiliki NRG yang diterbitkan resmi oleh Pusbanprodik baik pada pola sertifikasi PSPL atau Portofolio atau PLPG atau PPG selama periode 2007 - 2014 kelulusan sertifikasinya. 



3. Bagaimana mekanisme VerVal NRG di Padamu Negeri?

Padamu Negeri menggunakan Arsip Database NRG milik Pusbangprodik yang tersimpan sejak 2007 s.d 2014. Ada 1.8 juta data NRG yang terekam di Arsip Database NRG milik Pusbangprodik sampai saat ini. Dari 1.8 juta data arsip NRG tersebut telah direkonsiliasi dengan data akun PTK di Padamu Negeri. Oleh karena itu pada proses VerVal NRG mensyaratkan akun PTK di Padamu Negeri minimal bintang 4 ungi dan akan terbagi menjadi 3 (tiga) jenis perlakuan, antara lain:

A. Otomasi Pemberian NRG
Bila data arsip NRG Pusbangprodik telah sesuai dengan data akun PTK di Padamu Negeri (NUPTK dan NAMA PTK). Maka saat proses VerVal NRG berlangsung sistem Padamu Negeri langsung memberikan info NRG PTK tersebut secara otomatis. Selanjutnya PTK melengkapi data-data sesuai sertifikasinya untuk mencetak S26b2 sebagai tanda bukti ajuan pengesahan ke Admin Dinas/Mapenda (S26c2).


B. Klaim NRG
Bila data arsip NRG Pusbangprodik belum sesuai dengan data akun PTK di Padamu Negeri (NUPTK dan NAMA PTK). Maka saat proses VerVal NRG berlangsung sistem meminta PTK memasukkan data NRGnya secara manual untuk dicarikan ke database arsip NRG dari Pusbangprodik. 

B.1 Apabila hasil pencairan dari data arsip NRG telah sesuai dengan data PTK bersangkutan, maka PTK dapat melakukan proses klaim kepemilikan NRG tersebut dengan melengkapi data-data sesuai sertifikasinya untuk mencetak S26b3 sebagai bukti ajuan klaim melalui Admin Dinas/Mapenda (S26c3). Persetujuan dari Admin Dinas/Mapenda ini secara elektronik dikirim ke Admin Pubangprodik untuk dilakukan verifikasi dan validasinya. Apabila disetujui klaim NRG tersebut oleh Admin Pusbangprodik maka akan diterbitkan S26d3.

B.2. Apabila hasil pencarian dari data arsip NRG tidak ditemukan atau tidak sesuai dengan data PTK bersangkutan, maka PTK dapat melakukan prosedur Ajuan NRG Baru (S26a). 


C. Ajuan NRG Baru
Ajuan NRG baru dapat dilakukan dengan kondisi sebagai berikut:

C.1. PTK telah memiliki sertifikasi dari LPTK namun belum memiliki NRG. 

C.2. PTK telah memiliki NRG namun tidak diketemukan saat proses pencarian dari proses klaim sebagaimana dijelaskan di poin B.

PTK memproses ajuan NRG baru dengan melengkapi data-data sesuai sertifikasinya kemudian cetak bukti ajuan NRG baru (S26a). Surat Ajuan S26a tersebut diserahkan ke Admin Dinas/Mapenda untuk diverifiksi dan divalidasi dengan cetak bukti S26c1. Selanjutnya ajuan NRG baru tersebut otomatis akan tampil di dasabor Admin Pusbangprodik untuk diproses penerbitan NRG baru (S26d1).


D. Laporan Kesalahan/Sengketa NRG
Bila PTK melakukan proses VerVal NRG kemudian terdeteksi bahwa NRGnya telah divalidasi/diklaim oleh PTK lainnya atau dinilai ada kesalahan data yang tidak sesuai dengan arsip NRG Pusbangproik.  Maka PTK bersangkutan dapat melakukan prosedur Laporan Kesalahan/Sengketa NRG dengan mencetak S26b4 sebagai bukti ajuan laporan kesalahan/sengketa NRG untuk diserahkan kepada Admn Dinas/Mapenda. Persetujuan dari Admin Dinas/Mapenda (S26c4) secara elektronik dikirim ke Admin Pubangprodik untuk dilakukan verifikasi dan validasinya. Apabila disetujui Lap;oran Kesalahan/Sengketa NRG tersebut oleh Admin Pusbangprodik maka akan diterbitkan S26d4. Adapun kesalahan akan diperbaiki atau pihak yang disengketakan otomatis akan dibatalkan status kepemilikan NRGnya oleh sistem dan dinotifikasi pada dasbor PTK tersebut.

4. Bagaimana bila PTK menyatakan telah memiliki NRG (termasuk telah menerima tunjangan profesi berdasarkan NRG tersebut) namun tidak diketemukan saat VerVal NRG di Padamu Negeri atau ternyata NRG tersebut milik orang lain?

Tentunya sebagaimana dijelaskan pada poin 1 bahwa penerbit resmi NRG adalah Pusbangprodik. Sehingga bila tidak ditemukan NRG dimaksud atau tidak sesuai kepemilikannya pada arsip database NRG Pusbangprodik maka NRG tersebut dinyatakan tidak valid/tidak sah meskipun mungkin NRG tersebut telah digunakan sebagai dasar penerimaan tunjangan profesi. 


5. Bagaimana bila PTK yang telah memiliki sertifikasi dan NRG namun tidak melakukan VerVal NRG di Padamu Negeri?

Sebagaimana dijelaskan pada poin 2 (Tujuan VerVal NRG) serta berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 74 tahun 2008 pasal 10 ayat 4, maka apabila PTK pemilik sertifikasi dan NRG tidak melakukan VerVal NRG di Padamu Negeri hingga batas 30 Juni 2015 maka NRGnya dinyatakan tidak valid/tidak sah. 


6. Apabila PTK telah memiliki NRG lama namun tidak sesuai saat VerVal NRG sehingga yang bersangkutan mengajukan NRG baru dan mendapatkan NRG baru. Bagaimana dampaknya terhadap tunjangan yang telah diterima berbasiskan NRG lama selama ini?

NRG tidak bisa dipisahkan dengan NUPTK, karenya syarat NRG adalah harus memiliki NUPTK terlebih dahulu. Sehingga bila kasus tersebut terjadi maka setelah 30 Juni 2015 nanti, Pusbangprodik akan melakukan prosedur rekonsilisasi data NRG-NUPTK dengan unit pengelola tunjangan terkait baik di Kemdikbud maupun di Kemenag. 


7. Bagaimana memilih pola sertifikasi dan kode mapel yang sesuai saat melengkapi data VerVal NRG di Padamu Negeri?

a. Apabila akun PTK telah memiliki NUPTK dan lulus sertifikasi periode 2007 - 2014 dengan TMT Awal sebagai Guru < 2006 maka pilih pola sertifikasi PSPL/PF/PLPG. Selain itu pilih pola PPG yang sesuai jalurnya. 

b. Kode Mapel Sertifikasi yang tersedia ada 3 (tiga) pilihan sebagai berikut:
   - Pilih kode mapel [2007-xxx] bila lulusan sertifikasinya antara tahun 2007 - 2008
   - Pilih kode mapel [2009-xxx] bila lulusan sertifikasinya antara tahun 2009 - 2014
   - Pilih kode mapel [2015-xxx] bila tidak ditemukan di kode mapel [2009-xxx]

Sumber : https://www.facebook.com/Padamu.Negeri.Indonesiaku?fref=ts

Selasa, 03 Maret 2015

6 Rekomendasi Kebijakan Hasil Simposium Pendidikan Nasional

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Koalisi Masyarakat Sipil untuk Transformasi Pendidikan menggelar Simposium Pendidikan Nasional.

Acara bertema ‘‘Membumi-landaskan Revolusi Mental dalam Sistem Pendidikan Indonesia” ini digelar di Gedung Ki Hadjar Dewantara lantai 2, Kompleks Kemendikbud, Senayan, Jakarta, pada Selasa-Rabu, 24-25 Februari 2015.



Simposium dibagi dalam enam kelompok (cluster). Tiap kelompok membahas satu tema. Acara dibuka dan ditutup oleh Mendikbud Anies Baswedan.

Di akhir acara simposium tersebut, dihasilkan sejumlah 6 rekomendasi, yaitu :

1.   Mutu dan Kurikulum Pendidikan Nasional
2.   Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah
3.   Penataan dan Pemerataan Guru
4.   Peningkatan Mutu dan Kesejahteraan Guru
5.   Anggaran Pendidikan
6.   Akses dan Keterjangkauan Pendidikan.

MUTU & KURIKULUM PENDIDIKAN NASIONAL


1 Pemerintaperlu mengkaji ulang persoalan konseptual fundamental Kurikulum 2013terutama konsep Kompetensi Inti (spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilandan Kompetensi Dasar. Deskripsi kompetensi inthendaknya mengintegrasikan selurudomain berpengetahuan dengan mengorientasikan KI padnilai-nilai Pancasilyandinyatakan di setiap jenjang pendidikan.
2.    Pemerinta pusa menentuka Kompetens Dasa da membua indikato kompetensdasar. Desain silabus diserahkan pada Pemerintah Daerah, RPP didesain oleh guru di satuapendidikan. Pemerintah daerah mengembangkan buku ajar  berdasarkan KD dan Silabuyang dibuat sehingga semangat keragaman dan kebhinekaan tetap terjaga.
3.    Pemerintah   mengembalikan   nomenklatur   pendidikan   agama   secara   mandiri,   tidak
digabungkan dengan pendidikan budi pekerti. Isi pelajaran agama hendaknya berupa ajaradan sikap-sikap religius yang terarapadnilai-nilai kesalehan sosial yang bersifat inklusif. Pendidikan Budi Pekerti yanbersifat lintaagama/iman/keyakinapentinuntudikembangkan di sekolah dalam rangka memperkaya pengalaman keragaman siswa.
4.    Pemerinta mengembalika pembelajara TIK  dala pembelajara d sekola sebagabagian dari pengembangan kemampuan literasi media anak-anak Indonesidi tentantantangan global.
5 Pemerinta mendesai kebijaka evaluas pendidika secara  komprehensi (UjiaNasional-SNMPT yan melibatka PTS Mengevaluasi  SNMPT jalu undanga dengan kuota 50 persen, mengganti dengan kuota 5 persen. Memberikan kesempatan yang adil bagsiswa Indonesia untuk mengikuti tes masuk jalur tertulis dengan kuota lebih besar (70-80 persen). Ujian SNMPT melibatkan PTS berkualitas.
6.    Pasca kebijakan UN Pemerinta dan pemerintadaerah bertanggungjawab meningkatkapengembangan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikadan sekolah dalam rangka integritas penilaian pendidikan secara jujur. Pemerintah menghapuskan UN untuk siswa Sdan SMP. Untuk memonitor kualitas pendidikan nasionadibuat evaluasi pemetaapendidikan bagi siswa kelas 4 dan 7 yang dilakukan dengan rentang waktu 2/3 tahun sekali. Istilah UN perlu dikaji ulang.
7.    Penilaia hasi belaja S memasukka penjelasa kualitatif-deskripti da kuantitatif-
angka Pendekata pembelajara temati integratif,  namu penilaiannya  tetap  berbasimatpelajaran. Pemetaan kompetensi dasar dalam tiap matpelajaran perldibuat dengalebih komprehensif.
8.    Pemerintah mengkaji  ulang payung huku yan menjadi  dasar pelaksanaan  Kurikulum
2013 dan mengadakan sinkroninasi kebijakan Kurikulusesuai dengan peraturaperundang-undangan yang berlaku.


DEWAN PENDIDIKAN & KOMITE SEKOLAH


1.    Keberadaan   Dewan   Pendidikan    Komite   Sekolah   masih   diperlukan.   Status   Dewan
Pendidikan Nasional akan berada ditangan Menteri & akan dikonfirmasi.
2.    Memperkuat peran dan fungsi Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah:
a.     Melakukan penguatan kapasitaDP & KS, melalui pengembangan strategi yang lebiefekti (aka didiskusika masyaraka sipil  lebih  lanju bersama  DirjenDikdasmen).
b. Memperbaiki regulasi terkait: proses rekruitmen kepengurusanpembagian kewenangan, kewenangapengangkatan/penetapan, komposisi/unsur kepengurusan,  periode  kepengurusan,  mekanisme  akuntabilita kinerj(Masyarakat sipil akan menyerahkan Policy Paper untuk dikaji oleh Kemdikbud).
3.    Perl ad kampany untu menggeraka kesukarelawana masyaraka untu peduli
pendidikan. Target: masyarakat, orang tua/wali, duniusaha/industri. Siapa: pemerinta(kemdikbud-dikdasmen/kemenag) dan pemdamedimasa, masyarakat peduli pendidika(LSM, OMS, organisasi profesi, ormas, dll)

4.    Perlu ada alokasi  dana khusus operasional dan penguatan  kapasitas  Dewan Pendidikaserta penguatasan kapasitas untuk komite sekolah dari APBD. (Perlu surat edaran Mendagri ke semua Pemda agar mengalokasikan dana untuk DP & KS dalam APBD)

PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU


1.    Memperkuat dasar hukum penataan dan pemerataan guru dari SKB 5 Menteri menjadi PP (Peraturan Pemerintah) tentang Penataan dan Pemerataan guru dengan isi antara lain:
•     Membuka ruang partisipasi publik dalam siklus kebijakan PP, Permen
•     Melakukan pemetaan pendidikan meliputi guru dan rombel sekolah (bagi daerah yanbelum melakukan pemetaan pendidikan)
•     Perhitungan  kebutuhan  guru yang akan diajuka pemerintah daerah ke pemerintapusat untuk formasi CPNS guru dilakukan setelah penataan dan pemerataan guru berhasil dilakukan
•     Pemerataan bukan hanya berorientasi pada kuantitas tapi juga kualitas guru. Termasujuga pemerataan guru yang bermutu ke sekolah yang dibawah standar.
•     Haru ad insenti untu guru-guru  yan dipindahkan   tersebut   dan   merupakatanggung jawab pemerintah daerah.
•     Harus ada reward bagi pemda yang berhasil melakukan penataan dan pemerataan guru.
•     Ad targe wakt yan jela tercapainy targe penataa da pemerataa guru
(diusulkan akhir tahun 2019).
•     Adanya turunan PP yang berfokus pada penataan dan pemerataan guru.
2.    Proses penyusunan RPP tentang penataan dan pemerataan guru perlu melibatkan tahapabelajar dari pengalaman implementasi oleh pemerintah daerah yang telah melaksanakan.
3.    Data yang dikeluarkan oleh kementerian hanya satu yaitu data yang terintegrasi.

4.    Mendorong masyarakat untuk lebih aktif menggunakan data Dapodik dalam penataan dapemerataan guru
5.    Perlu adanya sinergisitas antara pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat dalasosialisasi kebijakan penataan dan pemerataan guru
6.    Perumusa kebijaka layana pendidika perl melibatka pera lembag pendidikaswasta.
7.    Perlunya   pendampingan   dalam   mengawasi   implementasi   kebijakan   penataan   dapemerataan guru.

PENINGKATAN MUTU DAN KESEJAHTERAAN GURU


1.    Mendorong perbaikan regulasi pengelolaan guru:
a.     Adany PP  ata revis UU 2 tentan Otonom Pendidikan yan mengatu soapengangkatan guru ditingkat provinsi.
b.   SK pengangkatan tetadi daerah, tetapi seleksi perekrutan dilaksanakan di pusasecara umum
c.     Untuk pemenuhan guru di daerah 3T perlu revisi PP 74 Tahun 2008.
d.   Mengamandeme U 23 jika    pengangkata da penempata dilaksanaka dtingkat provinsi
2.    Mendorong perbaikan regulasi distribusi guru:
a.     Revis PP  No.7 Tahu 200 tentan Guru termasu perl ad atura untumemindahkan guru di daerah.
3.    Mendorong regulasi tentang linieritas & legalitas LPTpenyelenggara dan system database
a.     Haru ad PP  yan menjelaska tanggun jawa Pemd untu menyekolahkaguru-gurunya
b.    Merinci pembagian tanggung jawab kualifikasi yang tercermin dalam anggaranc.     Mengatur keterlibatan masyarakat sipil
d.   Amandemen UU Sisdiknas, UU No.14 Tahun 2005, 20 Tahun 2003, dimana ada fase
transisi untuk peningkatan kualifikasi akademik dan daerah khusus.
4.    Minimalisasi mismatch antara bidang studi dan area distribusi
a.     Pemerintah meminta LPTK untuk membuka program studi yang dibutuhkan sesuadata yang dimiliki Kemendikbud (revisi PP 74)

5.    Seluru guru  suda bersertifika perbaika rekrutmen jadwal persyaratan da uji kompetensi

a.     Membuat system rekrutment terbuka.
b.   Harus adduduk bersamantar kementerian (Kemenkeu, Bappenas, Kemendag, Kemendikbud)Masyarakat sipil mengawal Bappenas dalam mengawal ispendidikan.
c.     Perlu ada UU yang mengatur pendanaan pendidikan

6.    Adany regulas yan mengatu mekanism da prosedu pengendalia PKG  berbasimanagement information system

a.     Harus ada PP yang mengatur kementerian yang menangani pendidikan

b.    Haru ad Renstra  kementeria pendidika belu menjad renstra  pendidikanasional (blue print pendidikan nasional)

ANGGARAN PENDIDIKAN


1.    Perlu dilakukan studi mengenai standar biaya satuan pendidikan untuk jenjang pendidikadasar (SD/Mdan SMP/MTs) baik negeri maupun swasta, dengan memperjelas indikatocapaian SPM. Termasuk menggunakan data susenatentang pengeluaran biaya pendidikandan   tingkat   kemahalan   daerah.      Studi   ini   dilakukan   bersama   antara   Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan masyarakat sipil.
2.    Studi diharapkan menjadi masukan dalam penyusunan program Wajar 12 tahun.
3.    Perbaika regulas mengena kriteri da tatakelol pendistribusia DA Pendidikan
Kabupaten/kota ke sekolah-sekolah
4.   Diusulkan adanya studi mengenai profil infrastruktur pendidika(baseline), daskemanggaran untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dalam rangka melengkapi skema-skeminfrastruktur yang ada (seperti DAPendidikan)
5.   Untuk meningkatkan mutpendidik dan tenaga kependidikan, perlu adanya dukungapembiayaan untuk reformasi LPTK
6.    Perl memperkua siste pengadua terintegras denga melibatka masyaraka sipilsecara berjenjang dari tingkat nasional, daerah, dan satuan pendidikan


AKSES DAN KETERJANGKAUAN PENDIDIKAN


1.    Pemerintah   harus merevisi Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang SistePendidikan Nasional, dimana Program wajib belajar harus ditingkatkan dari 9 tahun menjadi 12 tahun
2.    Wajib belajar tidak hanya didefinisikan wajib sekolah, warga Negara bisa mendapatkapelayanan pendidikan dari institusi yang lain seperti pesantren, sekolah alam, seminardan lain-lain, harus diakui, didukung dan difasilitasi oleh Pemerintah
3Pemerintah   menghilangkan   hambata administras pendidikan seperti melampirkan Akta Lahir dan Kartu Keluarga, Ijazah TK/PAUD dll
4.    Menamba jumla lembag sekola da institus pendidika lainny yan setara  dwilayah-wilaya geografi suli seperti   Papua,   Papu Barat   ,   NTT dll .   Selain   ituperbaika infrastruktu jug menjadi keharusan untu memudahkan akse siswa menuju sekolah
5.   Pemerintah harus membuat pendekatan kulturadan ekonomi   sehingga angkpartisipasi sekolah penduduk terutama perempuan bis ditingkatkan. Pendekataagama (seperti melalui pesantren dan melibatka ormas keagamaan secara aktifmerupakan salah satu cara untuk mendorong masyarakat bersedia mengenyapendidikan sampai minimatingkat SMA/MA dan sederajat. Ditambah penyediaapembiayaan pendidikan (skem pendanaan pendidikan yang  sudah ada) agar tepasasara(on target). Keduanya diharapkan membuat banyak penduduk bismengaksependidikan sampai minimal 12 tahun.

6.    Pemerintah    harus   membuat data   yang valid    terhadap penyandang disabilitada menegakka atura sekolah  inklusif  untu membuk akses   kepadpenyandang disabilita dalam lembag pendidikan.   Perhatia pemerinta selamini masih sangat kuran terhadap pendidikan penyandang disabilitas. Hal tersebut menyebabkan akses pekerjaan para penyandandisabilitas menjadi kian susah.
7.    Pemerinta Pusat   da Daera perl bekerjasama  membua atura keterkaitaantar  kebijaka bantua sosia da salin berdampak antara  Kart Indonesia Pintar   (KIP) Kartu   Keluarg Sejahtera   (KKS) Kartu   Indonesia   Sehat   (KIS) dan Progra Keluarga Harapa (PKH).
8.    Pemerintah perlu melakukan pendekatan pemecahan problem yang menyebabkan rendahnya akses pendidikan berdasarkan kepada problem da kebutuhan setiadaerah, tidak boleseragam. Beberapa masalah terkait dengan geografis mempengaruhi jumlah lembaga pendidikan. Karena itu, pengadaan lembagpendidikan dan aksesnya menjadi penting.
9.    Pemerintah   menyediakan   data   secara  transparan akurat mutakhi dan   bisa
diakses ole publik. Sampai saa ini, dat pendidika masih  relatif  terbatas darsegi cakupan tahun kontemporer dan tidak bisa diakses secara mudah.
10. Pemerinta perlu menggunakan da mengembangkan beberapa tool yang lain,
yang mendorong upay perluasan akses pendidikan, sepertpenggunaan literasmelaluinternet. Akses pada internet harus terbuka lebar untuk memperluamanfaatnybagi semua kalangan di negeri ini, kot dan desa.
11. Pemerintah   membuka   atau   transparans   data   peserta   didik   (melalui   permintaan
informas publi sesua denga UU No 14 tahu 2008 tentan KIP) terutam terkaidenga peserta  didi miski peserta  KI ata pendudu Usi Sekola yan masudalam program wajardikdas 9 tahun atau wajar 12 tahun.
12. Pemerinta haru menjami adanya  akse pendidika warg Negar yan memiliki
kondisi khusus seperti anadalapenjara, sedang menjalani rehabilitasi narkoba, dasedang hamil.
13. Pemerinta harus menjamin tidak adanya diskriminas dan meninda pihak manapun yang menyebabkan terhambatnya hak warga Negara mendapatkan pendidikan contostigma sosial, politik, dan kondisi khusus.
14. Memperkua Mekanisme Pengaduan berkaitan dengan akses bagi warg Negara untumendapatkan pelayanan pendidikan.
15. Menindaklanjuti    hasil   kajian   mengenai   dampak   negatif   Otonomi   daerah   dalam
Pelayanan Pendidikan dan Politisasi Pendidikan di Daerah.

Sumber :
http://dadangjsn.blogspot.com/